Terapi stroke adalah langkah utama yang perlu dilakukan bagi para penderitanya. Upaya ini dilakukan untuk memulihkan kondisi tubuh setelah mengalami gejala stroke. Kemungkinan terbaiknya, penderita bisa pulih seperti sedia kala setelah melakukan terapi, sehingga memiliki kualitas hidup yang lebih baik.
1. Terapi Okupasi
Terapi stroke yang satu ini dilakukan dengan tujuan membantu penderitanya mengembalikan kemampuannya dalam menjalankan aktivitas sehari-hari secara mandiri, misalnya menggosok gigi, makan dengan tangan sendiri, dan sebagainya.
Biasanya, terapi okupasi juga dilakukan bersamaan dengan terapi bahasa dan bicara guna melatih kemampuan kognitif seseorang setelah mengalami stroke dalam jangka waktu yang lama. Kemampuan kognitif tersebut meliputi cara berpikir serta masalah ingatan.
2. Terapi Psikologis
Berkurangnya atau bahkan hilangnya kemampuan seseorang untuk beraktivitas saat mengalami stroke sangat berpengaruh terhadap kondisi psikologis mereka. Inilah alasan mengapa terapi psikologis dibutuhkan, yaitu untuk memberikan dukungan secara emosional.
Kesembuhan seseorang dapat lebih cepat jika memiliki psikologis yang stabil. Untuk itu, terapi ini dilakukan agar kondisi psikologis pasien stroke tidak semakin melemah. Dokter mungkin akan menyertakan resep antidepresan atau obat sejenisnya selama masa terapi.
3. Terapi Rekreasi
Terapi stroke selanjutnya adalah rekreasi. Apa maksudnya? Jadi, terapi rekreasi ini berfokus untuk mengajak pasien mendapatkan kebahagiaannya kembali pascastroke. Terapi rekreasi bisa dilakukan melalui terapi musik, membuat kerajinan tangan, merangkai bunga, memelihara hewan peliharaan, atau melakukan hobi lainnya. Hal ini bertujuan mendorong pasien mencintai kembali apa yang menjadi kesukaannya.
4. Terapi Fisik
Terapi stroke yang fokus pada fisik atau disebut juga dengan fisioterapi dilakukan untuk meningkatkan kemampuan fisik penderita yang melemah semenjak mengalami serangan stroke dalam jangka waktu lama.
Cara terapi penderita stroke melalui fisioterapi dilakukan dengan melatih kemampuan fisik atau motorik pasien. Seperti, meningkatkan koordinasi tubuh dan kekuatan otot, serta berbagai latihan fisik lainnya.
Apabila terdapat pasien stroke ringan yang mengalami kesulitan untuk menggerakkan jari-jarinya, maka latihan fisik akan difokuskan guna melatih pergerakan jari. Namun, apabila pasien mengalami kelumpuhan pascastroke, maka upaya terapi akan lebih bervariasi untuk mengembalikan satu per satu kemampuan fungsi tubuh.
5. Terapi Komunikasi
Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia. Namun, ketika mengalami serangan stroke, terkadang seseorang bisa kehilangan kemampuannya untuk berkomunikasi, seperti menulis dan berbicara. Gangguan bicara bisa terjadi akibat berkurangnya koordinasi di otak atau karena hal lain seperti, gangguan pada motorik lidah dan mulut.
Saat melakukan terapi komunikasi, pasien akan fokus untuk berlatih kemampuan berbicara dan berbahasa. Namun, jika gangguan terlalu parah, maka terapi stroke yang dilakukan adalah dengan mencari cara lain untuk berkomunikasi.
6. Terapi dengan Teknologi
Menggunakan teknologi berarti memanfaatkan alat terapi stroke dalam prosesnya. Alat yang digunakan juga cukup beragam tergantung kebutuhannya. Misalnya, melakukan stimulasi pada otot yang lemah dengan kekuatan listrik.
Ada pula terapi lainnya menggunakan perangkat robotik untuk mendorong bagian tubuh yang mengalami kelumpuhan bergerak secara berulang. Tujuan digunakannya teknologi pada terapi stroke adalah untuk membantu otot berkontraksi dan mengembalikan fungsinya.
wahh terimakasih kak atas informasinya
BalasHapusbermanfaat!👍
BalasHapussipp
BalasHapus